Bacaan Pertama: Dan 1:1-6,8-20; Mazmur Tanggapan: Dan 3:52-56
Untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh Yesus di sini, pentinglah bagi kita untuk menyadari betapa kecil nilai dua uang tembaga itu. Uang tembaga itu dikenal dalam bahasa Yunani dengan nama lepta; denominasi terkecil dari uang logam Yunani yang beredar pada waktu itu. Satu dinar (denarius) senilai dengan 128 lepta, upah sehari untuk seorang pekerja. Jadi apa yang dimasukkan sang janda miskin ke dalam peti persembahan itu bernilai 1/64 upah rata-rata sehari seorang pekerja. Hal ini menunjukkan betapa miskin janda itu. Mengapa sampai begitu miskin? Kita tidak tahu jawabnya. Yang diketahui adalah, bahwa pada zaman Israel kuno, apabila seorang suami mati, warisannya diberikan kepada anak laki-laki tertua dan janda orang yang mati itu dibuat tergantung pada anaknya itu. Seandainya anaknya itu tidak baik atau jatuh miskin, maka susahlah hidup sang janda. Dalam bacaan hari ini, walaupun janda itu begitu miskin, hatinya senantiasa memadahkan kebaikan dan kasih-setia Allah. Sungguh sebuah kehidupan yang patut diteladani oleh kita semua. Contoh dari seseorang yang sungguh mengenal Allah-nya, Dia telah mengalami kasih-setia Allah dan yakin benar bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkannya. Janda miskin ini mempraktekkan ketergantungannya kepada Allah secara radikal. Hal ini sangat bertentangan dengan sikap orang kaya yang hanya memberi dari kelebihan harta kekayaan mereka.
Kalau dia begitu miskin, mengapa Yesus mengatakan bahwa sang janda miskin telah memberikan lebih banyak daripada semua orang yang lain (beberapa di antaranya orang kaya)? Seperti biasanya, Yesus prihatin bahwa tindakan eksternal seseorang mencerminkan sikap hati orang itu terhadap Allah. Hati sang janda miskin begitu dipenuhi oleh kasih akan Allah sehingga mau mempersembahkan kepada-Nya seluruh nafkah yang dimilikinya. Bagi sang janda miskin, Allah jauh lebih berharga daripada dua keping uang tembaga terakhir yang dimilikinya, semua yang ada antara dirinya dan kelaparan. Perlu juga kita ketahui bahwa Yesus bukan tidak menghargai persembahan orang kaya. Namun, Yesus mengetahui isi hati mereka, dan Ia juga tahu bahwa mereka memberikan persembahan dari kelimpahan kekayaan mereka, sedangkan sang janda miskin memberikan persembahannya dari kekurangannya karena dia sangat mengasihi Allah.
Makna sesungguhnya dari setiap persembahan kita mengalir dari hati kita. Apakah kita mempersembahkan waktu, energi, uang, karena kita mengasihi Allah atau karena dengan memberi kita merasa baik atau kelihatan baik di depan orang-orang lain? Apakah kita memberi persembahan kita kepada Allah hanya dari kelebihan harta kekayaan kita? Ataukah kita seperti sang janda miskin, yang percaya bahwa sungguh pantas dan layak bagi Allah untuk menerima segalanya yang kita miliki?
Allah menciptakan kita bagi diri-Nya sendiri. Karena kasih Bapa kepada dunia, Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkannya dengan mati di kayu salib agar kita dapat diampuni dan memperoleh hidup kekal. Roh Kudus telah datang untuk memberikan kepada kita kehidupan baru dan untuk mengajar kita, memimpin kita, dan membimbing kita kepada Bapa surgawi.
Sekarang, marilah kita melihat betapa besar kasih Allah seperti dicerminkan dalam karya Allah Tritunggal dalam kehidupan kita. Setiap hal yang kita butuhkan telah disediakan oleh-Nya. Kalau kita percaya akan Allah, kita tidak perlu ragu-ragu untuk menaruh kepercayaan pada-Nya dan melayani-Nya tanpa reserve.
DOA: Tuhan Yesus, ampunilah aku atas segala jalan yang kutempuh untuk membatasi kasihku dan pelayananku kepada-Mu, dan memberi hanya dari kelimpahanku. Tolonglah aku menjadi seperti sang janda miskin dan memberi persembahanku karena aku mengasihi-Mu. Tidak ada yang kumiliki atau kuhasrati, selain Engkau, ya Tuhan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar